Creative Accounting
Creative accounting menurut Amat, Blake dan Dowd adalah sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar, teknik dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan.Praktik creative accounting menurut Sulistiawan (2010, 21) dapat dikatakan etis jika dikomunikasikan kepada pembaca dan pengguna laporan keuangan. Sedangkan dikatakan tidak etis apabila tidak ada pengungkapan yang memadai tentang perubahan metode akuntansi dan dampaknya terhadap laporan keuangan. Tapi kreatif akuntansi dalam pandangan teori akuntansi positif diperbolehkan, sepanjang kreatif akuntansi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum tidak ada masalah yang harus dipersoalkan. Asalkan tidak ada asimetri informasi antara pelaku creative accounting dan pengguna informasi keuangan. Perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Karena semua pihak akan mempunyai informasi yang sama dan tidak ada asimetri informasi lagi. Kreatif akuntansi ini tidak diperbolehkan jika mengarah keapada praktek penyimpangan (fraud)
Pengungkapan dalam Akuntansi
Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.
Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah pengungkapan yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan yang mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan. Pengungkapan ini sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat terlalu banyak informasi akan membahayakan, karena penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk diinterpretasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar