Tampilkan postingan dengan label mterialita audit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mterialita audit. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 April 2023

Contoh Kasus Pelaporan Audit dan Pertimbangan Audit

 Jawaban Studi Kasus Audit

a.       Menrntukan pertimbangan awal tentang materialitas salah saji dalam laporan keuangan dan alokasikan oleh saudara kepada akun-akun neraca.

1.      Pertimbangan awal tentang materialitas salah saji dalam laporan keuangan:

a)      Kualitatif

1)      Aktiva tetap tidak disajikan secara rinci mengenai jenis aktiva tetapnya bukan disatu akun kan.

2)      Laporan laba ditahan dibuat secara terpisah, tidak digabungkan dengan laporan laba-rugi.

3)      Hutang lain-lain baiknya dijabarkan dengan rinci mengenai klasifikasi hutang

4)      Modal saham terdiri dari saham preferen dan saham biasa, maka baiknya akunnya dipisah untuk mngetahui lebih jelas masing” modal tersebut.

5)      Dibuat rincian jelas mengenai pendapatan dan biaya lain-lain karena hal tersebut untuk mengetahui pasti perolehan darimana dan pengeluaran untuk apa.

6)      PPh yang tidak dirinci membuat bingung pembaca laporan, karena dilihat dari info perusahaan tidak hanya terdapat PPh 22 tetapi ada PPNBM juga,

b)      Kuantitatif

1)   Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji 5% sampai 10% dari laba sebelum pajak.

2)   Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½% sampai 1% dari total aktiva.

3)   Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1% dari total pasiva.

4)   Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½% sampai 1% dari pendapatan bruto.

 

2.      Alokasikan akun-akun neraca

a.       Aktiva

1)      Salah saji aktiva lancar yang harusnya Rp. 7.782.593.101  menjadi Rp.7.863.324.771 artinya terdapat kesalahan sebesar Rp. 80.731.670,

2)      Salah saji aktiva lain yang harusnya  Rp.216.898.856 menjadi   Rp.  216.898.802 artinya terdapat kesalahan sebesar Rp. 54

Artinya total salah saji dalam aktiva sebesar Rp.80.731.724, dengan total aktiva sebesar Rp.15.373.289.802 Maka;

1% x Rp.15.373.289.802 = Rp. 153.732.898

Jadi pendapat auditor jika salah saji sebesar Rp.80.731.724 artinya dibawah Rp. 153.732.898 berati kurang dari tingkat materialitas. Maka total aktiva wajar karena tidak melebihi tingkat materialitas.

b.      Paassiva

1)      Salah saji hutang jangka panjang yang harsunya  3.609.544.732  menjadi 3.609.535.732 artinya sebsesar Rp.9.000, dimana total passiva sebesar Rp.15.373.289.802 maka;

1% x Rp.15.373.289.802 = Rp. 153.732.898

Jadi pendapat auditor jika salah saji sebesar Rp.9.000, artinya jauh dibawah nilai tingkat materialitas sebesar Rp. 153.732.898  Maka total Passiva wajar karena tidak melebihi tingkat materialitas.

 

Aktiva

 

Kewajiban & Ekuitas

Aktiva Lancar

 

Hutang Lancar

Kasa & Bank

xxx

Hutang Bank-Bank Dagang

xxx

Sekuritas Jangka Pendek

xxx

Hutang Usaha

xxx

Penyisihan Piutang ragu-ragu

(xxx)

Kredit Investasi Jatuh Tempo

xxx

Persediaan

xxx

Hutang Leasing Jatuh Tempo

xxx

Beban & Pajak dibayar dimuka

xxx

Beban & Pajak Masih Harus Dibayar

xxx

Jumlah Aktiva Lancar

xxx

Jumlah Hutang Lancar

xxx

 

Aktiva Tetap

 

Hutang Jangka Panjang

Bangunan

xxx

Hutang Bank -Bank Pembangunan

xxx

Mesin

xxx

Hutang Leasing- PT UPPINDO

xxx

Inventaris Kantor

xxx

Hutang Lain-Lain

Kendaraan

xxx

Hutang Leasing PT-INDO LEASING

xxx

Akumulasi Penyusutan

(xxx)

Hutang x

xxx

Nilai Buku Aktiva Tetap

xxx

Hutang Y

xxx

 

Jumlah Hutang Jangka Panjang

xxx

Aktiva Lain-Lain

 

Biaya Pra-Operasional

xxx

Ekuitas

Selisih Kurs

xxx

Saham Preferen(nilai pari Rp.1.000.000/lembar, 4000 lembar beredar)

xxx

Humlah Aktiva Lain-Lain

xxx

Saham Biasa (nilai pari Rp.1.000.000/lembar, 4000 lembar beredar)

xxx

 

Jumlah Modal Saham

xxx

 

Laba ditahan

xxx

 

Jumlah Ekuitas

xxx

 

Jumlah Asset

xxx

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

xxx

 

 

b.      Menetapkan risiko audit dapat diterima untuk laporan keuangan keseluruhan dan risiko bawaan untuk akun-akun yang signifikan seperti: piutang usaha, belum dibayar dimuka, aktiva tetap, piutang usaha, gaji masih harus dibayar, persediaan, hutang bank, ekuitas.

1.      Risiko Audit

a)      Laba tidak konsisten

b)      Desentralisasi kekuasaan tidak dilengkapi penguatan pengendalian

c)      Entitas kelihatannya tidak akan going concern

d)      Banyak perkecualian, banyak isu akuntansi

e)      Banyak transaksi atau saldo sulit di audit

f)       Banyak transaksi hubungan istimewa yang tidak lazim

2.      Risiko Bawaan

a)      Tingginya asset yang menganggur (Kurang menghasilkan dalam kegiatan operasional perusahaan).

b)      Valuasi piutang dagang, asersi keberadaan piutang dagang oleh manajemen, terkait kecemasan auditor tentang going concern.

c)      Kalkulasi beban pension, metode penyusunan asset tetap dan kalkulasi beban penyusutan asset tetap.

Interpretasi

Cash Ratio sebesar 0,60 artinya perusahaan memiliki kas dan setara kas sebesar 60% untuk membayar hutang jangka pendeknya.

Curent Ratio, sebesar 3,28 ini bagus untuk perusahaan karaena ia dapat menutupi kewajbannya tapi bisa jadi pt x tidak dapat mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal dan mungkin tidak mengelola modalnya dengan baik.

Quick Ratio, sebsar 1,48 artinya setiap Rp.1 utang lancar yang dimiliki, pt x mampu membayar Rp.1,48. Dengan kata lain, jika semua asset lancar selain uang muka biaya dan persediaan dicairtkan maka akan tertutup dari total utang utang lancar yang ada dan perushaan masih memiliki sisa kas sebesar 0,48.

Receivable Turnover, nilai rasio th 2010 dibawah rasio th sebelumnya artinya kemampuan perusahaan dalam menagih piutang semakin rendah, rasio sebesar 5,67 berati perusahaan berhasil mengumpulkan piutang 5,67 kali selama setahun.

DER, sebesar 0,64 artinya total hutang pt x 64% dari total asset,  nilai tersebut dibawah 100% artinya perusahaan masih sehat, tapi jika dilihat dari jenis hutang yang tinggi itu jk panjang maka hal seperti ini juga harus diperbaiki.

Times interest earnes, sebesar 3,12 artinya perusahaan mampu total beban bunga hingga 3,12 kali lipat atau pendapatan pt x ini lebih tinggi daripada biaya beban bunga pada tahun yang bersangkutan.

GPM, nilai 0,26 menunjukan bahwa ptx memiliki marjin laba kotor  26% dari sisa pendapatan setelah membayar biaya langsung yang berhubungan dengan produksi.

NPM, nilai 0,08 artinta pt x memiliki laba bersih sebesar 8% dari total pendapatan, hal ini mungkin harus ditingkatkan lagi untuk keberlangsungan pwerusahaan itu sendiri.

EPS, nilai yang meningkat dari tahun ketahun dapat diartikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk dibagikan kepada pemegang sahmnya.

ROA, Sebesar 0,07 artinya pt x hanya mampu menghasilkan lanba bersih 7% dari total asset yang digunakan, hal tersebut kemungkinan karena kas mrnanggur yang tinggi atau tidak terkelola dengan baik, perputaran piutang rendah dan asset tetap memngaggur/ kurang efektif

ROE, sebesar 0,07 artinya setiap rp 1 yang diinvestasikan di pt x, pemegang saham memperoleh nilai ekuitas sebesar Rp 0,007.   Atau dari total investasi pada prt x, pegeang saham memperoleh kenaikan nilai ekuitas hanya 7%.

 

Dampaknya

Dengan intepretasi yang telah dijelaskan disamping maka dampak dalam perencanaan audit yaitu dimana auditor harus melibatkan hasil rasio sebagai dasar pembuatan rencana audit untuk mengetahui penyebab timbulnya dari hasil perhitungan rasio tersebut/menganalisis terlebih dahulu pada tahap rencana audit dan audit juga harus bisa memberi solusi/ cara memperbaiki atas hasil rasio tersebut untuk keberlangsungan perusahaan itu sendiri.


Contoh Perhitungan BOP dalam Penganggaran

Perhitungan BOP Soal PT Indah Permai memproduksi 3 jenis produk : X, Y dan Z. Ketiga produk tersebut diproses di 2 departmen produksi dan 2 ...