Senin, 03 Juli 2023

Contoh Soal Jawaban Analisis Laporan Keuangan GPM, NPM, DER, CR

Soal Jawaban Analisis Laporan Keuangan





Ditanyakan:

  1. Gross profit margin 

  2. Net Profit margin 

  3. Inventory turnover

  4. Debt to Equity Ratio 

  5. Total asset turnover

  6. Curren ratio dan Acid test ratio  


Dijawab :


  1. Gross Profit Margin

= Sales – CoG

Sales

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Harga Pokok penjualan

20.520

23.380

2.860

14%


2018

= 24.000-20.520

24.000

= 14,5%


2019

= 28.000-23.380

28.000

= 16,5%

Analisis:

Kinerja perusahaan menunjukan saat terjadinya kenaikan penjualan dan kenaikan

harga pokok penjualan dimana kenaikan penjualan sebesar 17% dan HPP pun

naik sebesar 14% yang kenaikannya dibawah penjualan artinya perusahaan dapat

menaikan penjualannya dengan proporsional serta dapat mengontrol dengan

meminimumkan HPP. Perusahaan tersebut dapat dikatakan bagus dan

harus dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja untuk kedepannya.


  1. Net Profit Margin

= EAT

   Sales

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Laba Setelah  Pajak  (EAT)

1.800

2.840

1.040

58%



2018

= 1.800

  24.000

=7,5%


2019

= 2.840

   28.000

=10,14%


Analisis:

Terjadinya kenaikan laba bersih sebesar 58% dan penjualan sebesar 17% sehingga

NPM juga mengalami kenaikan sebesar 2,64% artinya presentase kenaikan yang

seimbang antara laba bersih dan penjualan yang menunjukan kestabilan kesatuan

untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan tersebut, disini terlihat

kenaikan NPM yang cukup meningkat dapat dikatakan bahwa telah terjadi efisiensi

operasi dan strategi penetapan harga.


  1. Inventory Turnover

= Cost of Good Sold

   Average Inventory

Persediaan Barang 

1.800

1.000

-800

-44%

Harga Pokok penjualan

20.520

23.380

2.860

14%

*Persediaan 2017 sebesar 1000

Average Inventory

2018

=1.000+1.800

2

= 1.400


2019

=1.800+1.000

2

= 1.400

Inventory Turnover

2018

= 20.520

    1.400

=14,66


2019

= 23.380

    1.400

= 16,7

Analisis:

Berdasarkan data di atas bahwa terjadi kenaikan angka Inventory Turnover

tahun 2018 ke 2019 yaitu sebesar 2,04 yang artinya kondisi perusahaan terhadap

arus persediaan mengalami kenaikan atau semakin baik, walaupun rata-rata

persediaan tetap/tidak terdapatperubahan dan HPP nya mengalami kenaikan tetapi

diiringi proporsional dengan penjualanyang naik diatas HPP, hal ini menunjukan

kinerja perusahaan yang meningkat walaupun biaya penjualan meningkat tapi

perusahaan dapat menyeimbangkan dengan mempermainkan harga penjualan

sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.


  1. Debt to Equity Ratio

=Total Liability

    Total Equity

Total Equity

7.200

14.000

6.800

94%

Total Liability

4.800

8.600

4.000

83%


2018

= 4.800

   7.200

= 66,67%


2019

= 8.600

  14.000

= 61,43%

Analisis:

Debt to Equity Ratio pada kasus ini mengalami penurunan sebesar 5,24%

yang artinya perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya dibiayai oleh

modal sendiri atau dariinvestor dengan begitu apabila Debt to Equity Ratio

perusahaan ini rendah artinya perusahaandapat menarik tambahan modal

dengan pinjaman dari pihak lain. 


  1. Total Assets Turnover

= Sales

Total Asset

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Total Aktiva

12.000

22.600

10.600

88%



2018

=24.000

  12.000

=2


2019

=28.000

  22.600

=1,2

Analisis:

Dari kasus tersebut terlihat bahwa nilai TATO 2018 ke 2019 mengalami

penurunan sebesar0,76 tapi penjualan dan aktiva nya meningkat  dimana nilai

peningkatan aktiva sebesar 88%jauh lebih naik dibandingkan dengan naiknya

penjualan yang artinya perusahaan cukup baik dalam pengelolaan asset.


  1. Acid Test Ratio dan Current Ratio

Acid Test Ratio= Current Asset – Inventories

Current Liabilities

Persediaan Barang 

1.800

1.000

-800

-44%

Total Aktiva Lancar

4.200

13.800

9.600

229%

Total utang Lancar

1.800

2.600

800

44%


2018

= 4.200 - 1.800

1.800

=1,33


2019

= 13.800 - 1.000

2.600

=4,92


Analisis:

Acid Ratio dari perusahaan tersebut lebih dari 1 yang artinya perusahaan

telah meimiliki assetlikuid yang cukup untuk membayar kewajiban lancar

dan dari data tersebut dapat diketahuibahwa ATR dari perusahaan

tersebut mengalamikenaikan sebesar 3,59 yang artinya ATRtersebut semakin

meningkat cukup jauh dari sebelumnya  adapat diartikan bahwa

semakin baik likuditas perusahaan untuk membayar kewajiban lancar yang

akan jatuh tempo dalam satu tahun.


Current Ratio= Current Asset

Current Liabilities

2018

= 4.200

   1.800

= 2,33


2019

=13.800

   2.600

=5,31 


Analisis:

Ratio Lancar pada tahun 2018 sebesar 2,33 yang artinya dianggap sebagai posisi

nyaman dalam keuangan perusahaan, dilihat dari kenaikan ratio lancar pada

tahun 2019 sebesar 5,3 yang meningkat cukup jauh ini dapat diartikan mungkin

perusahaan tidak menggunakan assetlancar yang ada, dapat dilihat dari kenaikan kas

sebesar 1233%. Tapi dengan begituperusahaan dapat menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Hal ini juga dapat menunjukanmungkin adanya masalah dalam

pengelolaan modal kerja. Dengan begitu perusahaan harusmengatur kinerja

agar CR ini tetap seimbang.


Senin, 24 April 2023

Contoh Kasus Penggelapan dalam Analisis Manajemen Pengembangan Sistem

 Contoh Kasus Analisis Manajemen Pengembangan Sistem

Berikut data perusahan Busana Muslim PT. SAKINAH :

Sejak 6 bulan yang lalu, Biaya Upah di pabrik meningkat, namun volume produksinya tetap tidak meningkat.

Hal ini Nampak agak ganjil oleh karna sekitar 75% tenaga kerja di pabrik dibayar atas dasar upah per potong, sedang upah lainnya, kecuali 5 orang dibayar atas dasar upah per minggu, 5 orang tersebut bertugas sebagai pengawas yang dibayar bulanan. Jumlah tenaga kerja di pabrik sekarang 900 orang. Tenaga kerja di kantor 40 orang, dala jumlan tersebut termsuk direktur keuangan, sebagai pemegang saham minoritas (10%); Kepala Bagian Akuntansi, sudah bekerja di perusahaan lebih dari 10 tahun, penghasilan Rp.77.200.000,- per tahun; Bagian Personalia dan Asistennya yang berpenghasilan Rp. 35.000.000,- pertahun dan 3 orang pegawai lainnya; Juru bayar dan Kepala pabrik masing-masing Rp. 24.000.000,- ertahun. Upah per minggu rata-rata Rp. 275.000.000,-

Prosedur penerimaan dan penetapan upah tenaga kerja sbb:

Semua tenaga kerja yang dimasukan dalam Daftar Upah berdasarkan atas pemberitahuan (notice) dari bag. Personalia kepada Kepala Pabrik dan Juru Bayar. Kepala Pabrik mengajukan kebutuhan tenaga kerja dan menempatkannya pada Departemen tertentu dalam pabrik.

Upah per potong berdasarkan kontrak serikat kerja untuk  berbagai jenis pekerjaan. Namun para Pengawas Departemen yang dibayar perminggu/mingguan, diberi wewenang untuk memberikan tarif khusus (lebih tinggi tetapi tidak lebih rendah) apabila volume pekerjaan turun,  sehingga tenaga kerja dapar memperoleh penghasilan paling rendah Rp. 50.000,-per minggu. Untuk memenuhi peraturan jam kerja dan Upah (undang- undang) semua tenaga kerja harus menggunakan kartu masuk dan keluar tiap harinya. Para Pengawas Waktu (time keeper) membuat laporan jumlah Potong Produk yang dihasilkan oleh tiap tenaga kerja  yang dibayar berdasarkan upah per potong, dan jumlah jam kerja untuk tenaga kerja yang dibayar berdasarkan Mingguan. Laporan tersebut diserahkan kepada Juru Bayar yang bertindak sebagai pengawas dalam pembuatan Daftar Upah Mingguan, Daftar Upah Minguan tersebut dibuat

Voucher di Bagian Keuangan, terima uang dari bank dan selanjutnya menyerahkan ke Juru Bayar. Kepala bag. Akuntansi membuat laporan kepada Direktur Keuangan, ia mengawasi pembuatan Daftar Upah oleh Juru Bayar, pembuatan Cheque untuk upah dan pencatatan dalam akuntansi umum.

Saudara diminta :

1. Membuat Daftar mengenai semua kemungkinaan penggelapan yang mungkin dilakukan.

Penggelapan yang memungkinkan terjadi pada:

a.       Pemberian wewenang kepada para Pengawas Departemen dalam memberikan tarif khusus .

b.      Dalam memenuhi peraturan jam kerja dan Upah (undang- undang) semua tenaga kerja harus menggunakan kartu masuk dan keluar tiap harinya. Disini kemungkinan terjadi ketika kartu digunakan tetapi tidak melakukan pekerjaan.

c.       Dalam pembuatan laporan jumlah Potong Produk yang dihasilkan oleh tiap tenaga kerja bisa terjadi penggelapan produk yang dilakukan Para Pengawas Waktu (time keeper) karena tenaga kerja dibayar berdasarkan upah per potong, dan jumlah jam kerja untuk yang dibayar berdasarkan Mingguan.

d.      Pengawasan juru bayar dalam pembuatan laporan upah mingguan atas laporan jumlah potong produk. Kemungkinan pengawas tersebut ikut melakukan penggelapan dalam pembuatan laporan tersebut.

2.         Jenis-jenis penggelapan yang terjadi.

Kemungkinan terjadi penggelapan waktu dimana para pekerja yang dibayar berdasarkan jam kerja tetap menggunakan kartu keluar masuknya agar mendapatkan upah tanpa melakukan pekerjaan, sehingga akibat dari tidak melakukan pekerjaan tersebut artinya pegawai tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap perusahaan untuk meningkatkan produksi atau memperbaiki perusahaan, hal ini menyebabkan tidak meningkatnya kinerja perusahaan tersebut dan menyebabkan kenaikan biaya upah perusahaan karena harus tetap membayar upah akibat dari ada nya penggunaan kartu kerja tersebut.

3.         Alternative pemecahan masalah.

Yaitu dengan memperbaiki system dengan penggunaan system yang real time dalam prosedur pemberian upah, seharusnya pemberian upah perpotong tenaga kerja dilakukan dengan system dari hasil potongan produk beserta penyesuaian tarif berdasarkan jumlah potongan, dimana system tersebut bisa dipantau secara langsung baik oleh pengawas, bagian accounting maupun direktur sehingga meminimalkan terjadinya penggelapan dan jika terjadi penggelapan akan terdeteksi dengan mudah,

 

Contoh Perhitungan BOP dalam Penganggaran

Perhitungan BOP Soal PT Indah Permai memproduksi 3 jenis produk : X, Y dan Z. Ketiga produk tersebut diproses di 2 departmen produksi dan 2 ...