Senin, 31 Juli 2023

Contoh Perhitungan Rasio Lancar, Rasio Cepat, Rasio Kas dan Perputaran Rasio Analisis Laporan Keuangan Akuntansi

 

Soal Jawaban Analisis Laopran Keuangan


ALIM RUGEL” 

Per 31 Desember 2018 dan 2019 

(Dalam jutaan rupiah) 

Aktiva 

2018

2019

Kas 

700

10.000

Surat Berharga 

200

2.000

Piutang Dagang 

1.500

800

Persediaan Barang 

1.800

1.000

Total Aktiva Lancar 

4.200

13.800

Gedung dan Peralatan 

7.800

8.800

Total Aktiva 

12.000

22.600

Pasiva 

Utang Dagang 

600

800

Utang Bank 

600

1.000

Utang Pajak 

. 600 

. 800 

Total utang Lancar 

1.800

2.600


Ditanyakan:

a. Rasio Lancar (Current Ratio

b. Rasio Cepat (Quick Ratio

c. Rasio Kas (Cash Ratio

d. Rasio Perputaran Kas 

e. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset

Laporan Laba Rugi

“PT. ALIM RUGEL” 

Per 31 Desember 2018 dan 2019 

(Dalam jutaan rupiah) 

2018

2019

Penjualan 

24.000

28.000


Harga Pokok penjualan

20.520

23.380

Laba Kotor

3.480

4.620

Biaya Operasi : 

420

470

Laba operasi bersih atau 

laba sebelum bunga dan pajak 

3.060

4.150

(EBIT) 

Penyusutan 

. 600 

. 400 

Laba operasi bersih 

2.460

3.750

Pendapatan lain-lain 

. 90 

. 250 


2.550

4.000

Biaya Bunga 

. 270 

. 400 

Laba sebelum Pajak 

2.280

3.600

Pajak Penghasilan 

. 480 

. 760 

Laba Setelah Pajak (EAT) 

1.800

2.840





Jawab:

  1. Rasio Lancar (Current Ratio)

 =Aktiva LancarHutang Lancar

2018

= 4.200/1.800

= 2,3

2019

= 13.800/2.600

=5,3

Analisis:

Rasio lancar perusahaan sebesar 2,3 dan 5,3, artinya  perusahaan tersebut punya kemampuan aktiva lancar yang baik dalam melunasi kewajiban yang akan jatuh tempo. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Tapi tahun 2019 rasio sebesar 5,3 atau lebih dari 3,0 bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola modalnya dengan baik.


  1. Rasio Cepat (Quick Ratio)

= (Aktiva Lancar- Persediaan)/Hutang Lancar

2018

= (4.200-1.800)/1.800

= 1,33

2019

= (13.800-1.000)/2.600

= 4,9

Analisis:

Hasil penghitungan quick ratio sebesar 1,33 dan 4,9 artinya perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar 1,33 dan 4,9 kali utang lancar dan lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang cepat dalam memenuhi kewajibannya. Namun tahun 2019 nilainya di atas 3,0 kali maka bukan berarti keadaan likuiditas perusahaan sedang baik. Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena tidak dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif. Sebab lain adalah karena tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.




  1. Rasio Kas (Cash Ratio)

= (Aktiva Lancar+Surat Berharga)/Hutang Lancar

2018

= (700+200)/1.800

= 0,5

2019

= (10.000+2000)/2600

= 4,6

Analisis:

Nilai rasio kas 0,5 dan 4,6 yang artinya perusahaan mempunyai dana berupa aktiva dalam bentuk kas dan surat berharga yang besarnya 0,5 dan 4,6 dari utang lancar. Aktiva lancar ini merupakan aktiva yang benar-benar siap digunakan secara cepat untuk untuk membayar utang lancarnya yang segera jatuh tempo.

  1. Rasio Perputaran Kas 

= Penjualan Bersih/Modal Kerja Bersih

MKB = Aktiva Lancar-Utang Lancar

2018

MKB = 4.200-1.800

= 2.400

=24.000/2.400

= 10

2019

MKB = 13.800 – 2.600

= 11.200

=28.000/11.200

= 2,5

Analisis:

Nilai rasio sebesar 10 dan 2,5 ini memilki pengertian bahwa penjualan bersih perusahan diperoleh dari putaran modal bersih sebanyak 10 dan 2,5 kali dan rasio ini mengalami penurunan sebsar 7,5 yang artinya perusahaan kurang mampu mengelola kasnya dengan baik sehingga kurang menghasilkan penjualan bagi perusahaan atau semakin banyak uang yang berhenti atau tidak dipergunakan artinya kurang efisienya dalam mengelola kas perusahaan yang dimiliki.




  1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset

= Modal Kerja Bersih/Total Aktiva

2018

= 2.400/12.000

= 0,2

2019

= 11.200/21.600

= 0,49


Analisis:

Nilai 20% dan 49%  artinya  modal kerja terhadap total aset yang dimiliki sebesar 20% dan 49% atau setiap 1 rupiah aset yang dimiliki didalamnya terdapat 0,2 dan 0,49 modal kerja. Rasio tahun 2018 sebesar 20% ini bagus dan untuk tahun 2019 sebesar 49% nilai tersebut terlalu berlebih dan bisa memberikan efek yang kurang baik pada kinerja perusahaan pada periode selanjutnya.


Senin, 17 Juli 2023

Sistem Operasional Prosedur Penjualan Kredit

Langkah Penjualan Kredit

1. Setelah sepakat akan barang tersebut, Selanjutnya barang disiapkan oleh bagian gudang sesuai dengan pesanan, yang dikirimkan oleh penjual melalui pihak ekspedisi kepada pelanggan. Lalu, pelanggan akan menerima Bon pengiriman barang dari pihak ekspedisi yang berisi informasi barang yang diserahkan atau yang telah diterima oleh pelanggan dan tanda bukti penerimaan barang yang harus ditandatangani, beserta biaya pengiriman, yang selanjutnya diserahkan juga salinannya pada bagian apk dan bagian penjualan.

2. Bon pengiriman diberikan kepada bagian penjualan sebagai tanda bukti bahwa barang yang dijual telah dilakukan pengiriman dan telah diterima oleh pelanggan. Serta untuk mencatat transakasi penjualan yang berisikan jenis barang yang dijual atau dikirimkan serta besarnya jumlah dan biaya pengiriman atas penjualan tersebut, dimana selanjutnya akan dilakukan pengecekan internal antara barang yang dipesan dengan barang yang telah dikirimkan.

3. Selanjutnya, bon pengiriman barang diserahkan kepada seksi apk untuk mengetahui harga pokok persediaan yang dijual dan dilakukan penginputan data atas jumlah barang atau dikirimkan dan jenis barang yang telah dikirimkan dan diserahkan kepada pelanggan untuk menghasilkan informasi persediaan barang yang dikeluarkan dan persediaan barang sebenarnya.

4. Selanjutnya antara bon pengiriman barang dengan delivery shiping order dilakukan pengecekan internal oleh bagian penjualan untuk menyesuaikan apakah barang yang dipesan sama dengan barang yang dikirim atau tidak, jika sudah dilakukan pengecekan dan telah sesuai maka bagian penjualan akan mengirimkan invoice kepada pelanggan mengenai informasi total yang harus dibayar pelanggan yang berisikan jumlah dan harga barang yang dibeli pelanggan serta biaya yang dibebankan atas pengiriman tersebut maupun biaya lainnya seperti pajak, serta jatuh tempo pembayaran yang dicerminkan dengan termin pembayaran.

5. Selanjutnya bagian penjualan juga menyerahkan salinan invoice dan melaporkan kepada seksi adminitrasi piutang untuk dilakukan pencatatan besarnya total penambahan piutang atau mendebit akun piutang yang telah terjadi atas total penjualan tersebut. Serta tanggal jatuh temponya.

6. Selanjutnya invoice ini juga diserahkan pada  seksi APK untuk menyesuaikan persediaan dengan penginputan data atas jumlah barang yang terjual dan jenis barang yang telah terjual dan diserahkan kepada pelanggan untuk menghasilkan informasi persediaan barang yang dikeluarkan dan persediaan barang sebenarnya serta harga pokok barang yang terjual.

7. Langkah terakhir yaitu, invoice diserahkan pada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan penjurnalan,buku besar serta penyesuaian mengenai jumlah dan jenis barang yang terjual yang meliputi besarnya jumlah piutang beserta tanggal jatuh temponya, biaya harga pokok produk yang terjual, pajak keluaran, biaya pengiriman maupun pendapatan atas pengiriman, serta biaya lainnya yang dibebankan hal ini dilakukan guna menghasilkan suatu informasi laporan keuangan perusahaan.


Senin, 03 Juli 2023

Contoh Soal Jawaban Analisis Laporan Keuangan GPM, NPM, DER, CR

Soal Jawaban Analisis Laporan Keuangan





Ditanyakan:

  1. Gross profit margin 

  2. Net Profit margin 

  3. Inventory turnover

  4. Debt to Equity Ratio 

  5. Total asset turnover

  6. Curren ratio dan Acid test ratio  


Dijawab :


  1. Gross Profit Margin

= Sales – CoG

Sales

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Harga Pokok penjualan

20.520

23.380

2.860

14%


2018

= 24.000-20.520

24.000

= 14,5%


2019

= 28.000-23.380

28.000

= 16,5%

Analisis:

Kinerja perusahaan menunjukan saat terjadinya kenaikan penjualan dan kenaikan

harga pokok penjualan dimana kenaikan penjualan sebesar 17% dan HPP pun

naik sebesar 14% yang kenaikannya dibawah penjualan artinya perusahaan dapat

menaikan penjualannya dengan proporsional serta dapat mengontrol dengan

meminimumkan HPP. Perusahaan tersebut dapat dikatakan bagus dan

harus dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja untuk kedepannya.


  1. Net Profit Margin

= EAT

   Sales

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Laba Setelah  Pajak  (EAT)

1.800

2.840

1.040

58%



2018

= 1.800

  24.000

=7,5%


2019

= 2.840

   28.000

=10,14%


Analisis:

Terjadinya kenaikan laba bersih sebesar 58% dan penjualan sebesar 17% sehingga

NPM juga mengalami kenaikan sebesar 2,64% artinya presentase kenaikan yang

seimbang antara laba bersih dan penjualan yang menunjukan kestabilan kesatuan

untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan tersebut, disini terlihat

kenaikan NPM yang cukup meningkat dapat dikatakan bahwa telah terjadi efisiensi

operasi dan strategi penetapan harga.


  1. Inventory Turnover

= Cost of Good Sold

   Average Inventory

Persediaan Barang 

1.800

1.000

-800

-44%

Harga Pokok penjualan

20.520

23.380

2.860

14%

*Persediaan 2017 sebesar 1000

Average Inventory

2018

=1.000+1.800

2

= 1.400


2019

=1.800+1.000

2

= 1.400

Inventory Turnover

2018

= 20.520

    1.400

=14,66


2019

= 23.380

    1.400

= 16,7

Analisis:

Berdasarkan data di atas bahwa terjadi kenaikan angka Inventory Turnover

tahun 2018 ke 2019 yaitu sebesar 2,04 yang artinya kondisi perusahaan terhadap

arus persediaan mengalami kenaikan atau semakin baik, walaupun rata-rata

persediaan tetap/tidak terdapatperubahan dan HPP nya mengalami kenaikan tetapi

diiringi proporsional dengan penjualanyang naik diatas HPP, hal ini menunjukan

kinerja perusahaan yang meningkat walaupun biaya penjualan meningkat tapi

perusahaan dapat menyeimbangkan dengan mempermainkan harga penjualan

sehingga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.


  1. Debt to Equity Ratio

=Total Liability

    Total Equity

Total Equity

7.200

14.000

6.800

94%

Total Liability

4.800

8.600

4.000

83%


2018

= 4.800

   7.200

= 66,67%


2019

= 8.600

  14.000

= 61,43%

Analisis:

Debt to Equity Ratio pada kasus ini mengalami penurunan sebesar 5,24%

yang artinya perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya dibiayai oleh

modal sendiri atau dariinvestor dengan begitu apabila Debt to Equity Ratio

perusahaan ini rendah artinya perusahaandapat menarik tambahan modal

dengan pinjaman dari pihak lain. 


  1. Total Assets Turnover

= Sales

Total Asset

Penjualan

24.000

28.000

4.000

17%

Total Aktiva

12.000

22.600

10.600

88%



2018

=24.000

  12.000

=2


2019

=28.000

  22.600

=1,2

Analisis:

Dari kasus tersebut terlihat bahwa nilai TATO 2018 ke 2019 mengalami

penurunan sebesar0,76 tapi penjualan dan aktiva nya meningkat  dimana nilai

peningkatan aktiva sebesar 88%jauh lebih naik dibandingkan dengan naiknya

penjualan yang artinya perusahaan cukup baik dalam pengelolaan asset.


  1. Acid Test Ratio dan Current Ratio

Acid Test Ratio= Current Asset – Inventories

Current Liabilities

Persediaan Barang 

1.800

1.000

-800

-44%

Total Aktiva Lancar

4.200

13.800

9.600

229%

Total utang Lancar

1.800

2.600

800

44%


2018

= 4.200 - 1.800

1.800

=1,33


2019

= 13.800 - 1.000

2.600

=4,92


Analisis:

Acid Ratio dari perusahaan tersebut lebih dari 1 yang artinya perusahaan

telah meimiliki assetlikuid yang cukup untuk membayar kewajiban lancar

dan dari data tersebut dapat diketahuibahwa ATR dari perusahaan

tersebut mengalamikenaikan sebesar 3,59 yang artinya ATRtersebut semakin

meningkat cukup jauh dari sebelumnya  adapat diartikan bahwa

semakin baik likuditas perusahaan untuk membayar kewajiban lancar yang

akan jatuh tempo dalam satu tahun.


Current Ratio= Current Asset

Current Liabilities

2018

= 4.200

   1.800

= 2,33


2019

=13.800

   2.600

=5,31 


Analisis:

Ratio Lancar pada tahun 2018 sebesar 2,33 yang artinya dianggap sebagai posisi

nyaman dalam keuangan perusahaan, dilihat dari kenaikan ratio lancar pada

tahun 2019 sebesar 5,3 yang meningkat cukup jauh ini dapat diartikan mungkin

perusahaan tidak menggunakan assetlancar yang ada, dapat dilihat dari kenaikan kas

sebesar 1233%. Tapi dengan begituperusahaan dapat menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Hal ini juga dapat menunjukanmungkin adanya masalah dalam

pengelolaan modal kerja. Dengan begitu perusahaan harusmengatur kinerja

agar CR ini tetap seimbang.


Contoh Perhitungan BOP dalam Penganggaran

Perhitungan BOP Soal PT Indah Permai memproduksi 3 jenis produk : X, Y dan Z. Ketiga produk tersebut diproses di 2 departmen produksi dan 2 ...